JAWABAN.com - Jakarta - Indonesia akan tetap menjadi negara miskin, selama pemerintahannya tidak bisa bersikap jujur, adil, dan masih mempraktikkan monopoli. Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam (SDA), tetapi mengapa banyak rakyatnya yang miskin.
"Itu menjadi pertanyaan besar. Kenapa?," kata Pdt. Dr. Stephen Tong, pendiri Reformed Center for Religion and Society, dalam seminar ekonomi Kunci Kebangkitan Ekonomi Indonesia, Sabtu (5/5), di Jakarta.
Menurut Stephen Tong, mengatasi kemiskinan tidak tergantung pada berapa banyak peraturan yang dibuat oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Sudah begitu banyak peraturan perundang-undangan yang dibuat, namun tidak pernah dijalankan dengan sungguh-sungguh. Karenanya, negara ini akan tetap miskin.
"Sebab kalau hukum atau peraturan ditegakkan oleh orang yang tidak takut akan Tuhan, sama artinya tidak ada hukum. Justru peraturan itu dipermainkan," katanya.
Jadi prinsip dasarnya adalah takut akan Tuhan, karena takut akan Tuhan menghasilkan iman. Iman menghasilkan moral yang baik dan moralitas yang baik akan menghasilkan kemakmuran.
Pemberdayaan UKM
Pada kesempatan itu, Menteri Perdagangan Mari E Pangestu mengatakan pemerintah akan meluncurkan program pemberdayaan Usaha Kecil Menengah (UKM). Melalui program tersebut, ekonomi Indonesia diharapkan dapat bertumbuh, namun juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Kalau ingin ekonomi bangkit caranya dengan mengikutsertakan masyarakat. Salah satunya adalah dengan program UKM" kata Mari E Pangestu.
Menurut Mari, salah satu program pemberdayaan UKM tersebut adalah revitalisasi pasar tradisional. Pasalnya saat ini terdapat 13 juta pedagang tradisional atau setara dengan 15 persen dari tenaga kerja Indonesia. Revitalisasi pasar tradisional diharapkan lebih banyak masyarakat dapat menikmati kebangkitan ekonomi.
Dalam kesempatan itu, Mari juga mengatakan kunci untuk kebangkitan ekonomi Indonesia adalah pembangunan infrastruktur. Hal ini penting karena iklim persaingan global yang dihadapi Indonesia semakin ketat di mana Indonesia tertinggal sangat jauh dalam pembangunan infrastruktur.
"Keluhan dunia usaha sekarang ini, jalan macet, pelabuhan juga macet. Jika dibandingkan Vietnam dan China atau Malaysia dan Singapura kita jauh di bawah itu, karena selama 8 tahun kita tidak membangun. Jadi salah satu kuncinya adalah pembangunan infrastruktur," kata Mari.
Di sisi lain, sektor pendidikan dan kesehatan juga menjadi prioritas pemerintah. Hal ini karena persaingan yang akan dihadapi Indonesia semakin ketat, sehingga pengembangan SDM penting untuk dilakukan.
Hal senada juga diungkapkan oleh Mochtar Riady (Chairman of Lippo Group) mengatakan diperlukan reformasi pendidikan. Namun tidak hanya meningkatkan keterampilan kerja, peningkatan moral masyarakat juga penting.
Mochtar juga mengatakan perlu adanya prioritas revitalisasi pedesaan.
"Saat ini, 70 persen populasi Indonesia adalah petani. Dari jumlah itu, sebanyak 80 persen adalah buruh petani. Jadi hampir 50 persen penduduk Indonesia adalah penduduk miskin. Kalau ekonomi Indonesia diperhatikan akan membawa dampak yang luar biasa," tuturnya.
Pihaknya mengusulkan untuk dilakukan land reform, perbaikan irigasi, peningkatan teknologi pertanian, peningkatan transportasi, dan pemberdayaan petani. Para pembicara dalam seminar itu antara lain Menteri Perdagangan RI DrMari E Pangestu, Dr Mochtar Riady (Chairman Lippo Group), dan pengamat ekonomi dari FE UI Faisal Basri MA (joe)